Bismillahirrahmaanirrahim.
Di bawah ini ada pertanyaan dari seorang Listener Moodis...
Kalau ada yang salah mohon dikoreksi..
Kalau ada yang bermanfaat alhamdulillah...
Semoga Allah ridho... Semoga Allah mengampuni.. Semoga Allah memberkahi....
Fiamanillah... :)
Tanya Sobat Moodis:
Maryam (nama samaran): Assalamu’alaikum.. Bagaimana pendapat yang mengatakan bahwa yang tidak punya pacar artinya tidak laku?
Tim Moodis:
Wa’alaikum salam wr wb.
Untuk Akhwat wa ikhwah fillah....
Walaupun mungkin agak aneh pas diceritain lewat tulisan... beda dengan pas siaran... hehe.. dicoba aja ya.... :)
Jawaban ringkasnya tentunya belum tentu benar. Ada dua alasan yang memungkinkan seseorang untuk tidak pacaran. Pertama, orang tersebut sebenarnya ingin punya pacar tetapi karena satu dan lain hal belum punya pacar. Kedua, orang tersebut memang tidak berniat pacaran karena Allah SWT. Subahanallah.. Semoga kita termasuk golongan yang kedua… Lebih jelasnya lagi.. yok kita lanjut baca yang di bawah... ^_^
Ungkapan ‘tidak laku’ tentunya tidak relevan dengan golongan ini, yakni orang – orang yang memang meninggalkan pacaran karena Allah SWT… Menjaga hijab karena Allah SWT…
Ibaratnya, bagaimana bisa seseorang dikatakan ‘tidak laku’ kalau memang tidak ‘dijual’ kepada manusia? ^^ Bukankah kita menjual diri kita kepada Allah SWT? Dan dibeli dengan Surga? InsyaAllah… Amiiin..
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At- taubah: 111)
Poin kedua adalah, justru dengan meninggalkan pacaran karena Allah, kita meningkatkan kualitas kita dengan menjadi ‘mahal’…. Karena dengan begitu InsyaAllah kita semakin mengarah kepada kebaikan…. Yang sesuai janji Allah SWT, laki – laki yang baik mendapatkan wanita yang baik dan sebaliknya…..
Seorang Ukhti Fillah di Auckland memberikan analogi yang menarik tentang hal ini.
Ibaratkan pohon apel yang bertempat di tempat fruit picking. Jadi kalau di tempat fruit picking, para tamu bayar sejumlah uang tertentu dan boleh makan sepuasnya di dalam kebun. Sementara yang dibawa keluar di luar batas maksimum harus dibayar.
Nah, dalam ceritanya, semakin tinggi pohon apel, semakin tinggi juga kualitas apel yang berada di sana. Sementara semakin rendah tempat apel tersebut bergantung, semakin rendah juga kualitasnya.
Ketika para tamu berdatangan, apel yang manakah yang dijadikan ‘icip – icip’? Apel manakah yang mereka makan dengan ‘gratis’? Tentunya apel yang di bawah, karena masih ‘terjangkau’.
Kemudian ada satu apel yang terletak di atas, dia merasa dirinya sudah siap untuk dimakan, tapi tidak ada seorang pun yang mengambilnya karena memang letaknya sangat tinggi. Orang – orang yang melihatnya biasanya hanya berkata – kata saja, “Wah, yang itu tu, merah banget apelnya” tapi tak ada yang mengambil karena mereka tidak mampu.
Apel yang berada berkata kepada apel yang di atas bahwa apel yang berada di atas tidak laku. Dan akhirnya apel yang berada di atas pun berkesimpulan, agar ada yang mengambil, maka ia harus turun lebih rendah. Namun tentunya dia tidak bisa berpindah ke dahan yang lain, satu – satunya cara adalah menjatuhkan dirinya dari dahan tempatnya berpegang, dan itu berarti menjatuhkan dirinya ke tanah.
Kemudian sebuah apel yang di atas lainnya pun mengingatkan, bersabarlah, karena setiap petang pemilik kebun akan mengambil apel – apel yang bagus kualitasnya untuk dijual dengan harga yang mahal di tempat yang eksklusif tentunya.
Namun apel pertama tidak mau bersabar, sehingga akhirnya ia pun menjatuhkan dirinya ke tanah.
Seketika setelah dia menjatuhkan dirinya, seorang anak kecil melihatnya, dan berlari kea rah si apel. Betapa gembiranya si Apel, terlebih ketika akhirnya anak tersebut mengambilnya. Si anak kecil itupun mengelap apel tersebut dengan bajunya dan memakannya tanpa mengecek lagi kondisi apel tersebut. Namun apa yang terjadi ketika anak tersebut menggigit sang apel? Anak tersebut melihat bahwa apel tersebut bonyok karena terjatuh, sehingga dibuangnya lagi apel itu ke tanah. Dan begitupun ketika orang lain melihat apel tersebut, tidak ada yang hendak memakannya lagi, hingga pada akhirnya diapun terinjak – injak oleh orang – orang yang lalu lalang.
Sementara itu, setelah petang tiba, dan acara ‘fruit picking’ ditutup. Maka para petani kebun pun masuk ke dalam kebun, membawa peralatan yang bisa digunakan untnuk mengambil apel – apel yang berada di atas. Begitu apel – apel tersebut diambil dari dahannya, apel itupun diletakkan dengan hati – hati ke dalam keranjang. Bahkan setelah itu, apel - apel itu masih dilap lagi hingga bersih dan mengkilap. Begitulah balasan yang diterima bagi aple kedua yang bersabar…
Setelah melihat kejadian itu, teringatlah apel pertama dengan nasihat apel kedua, namun tidak lagi berguna mengingat itu baginya..
Jadi, siapa yang tidak laku di hari Akhir nanti, yakni di hadapan Allah SWT.. Seseorang dengan amalan yang baik atau seseorang yang menjatuhkan dirinya dengan hawa nafsunya akan tipuan dunia? Dan begitulah Sahabat, pada akhirnya tidak berguna mengingat itu baginya….
“Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini." Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti siksa-Nya” (QS. Al – Fajr:23 – 25)
Subhanallah.. Allahuakbar… Bagaimana dengan mereka yang mengajak kita pada menjauhiNya… ?Sesungguhnya di akhirat kelak tiap – tiap akan mempertanggungjawabkan amalannya masing – masing…
“Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan."(QS. Yunus: 41)
Semoga kita termasuk ke dalam orang – orang yang memenangkan jual beli dengan Allah SWT…
Allahumma Amin.
*post ni diambil daripada note dalam Facebook Dj Karin,seorang juruhebah radio online yang sedang menuntut di University of Auckland untuk dikongsi bersama...:-)